I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tumbuhan
merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat penting. Di samping
itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting untuk perkembangan
mahluk hidup. Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang
demikan pesat, hingga bidang-bidang ilmu pengetahuan yang semula hanya
merupakan cabang-cabang ilmu tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu
yang berdiri sendiri-sendiri. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang
telah mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikan
perkembang pesat hingga menjadi morfologi luar atau morfologi saja dan
morfologi dalam atau anatomi tumbuhan (Swibawa, 1997).
Botani mengkaji semua aspek dari tanaman,
dari yang terkecil dan berbentuk paling sederhana sampai yang terbesar dan
paling kompleks, dari kajian tentang segala aspek tentang tanaman individu
sampai interaksi kompleks dari berbagai anggota komunitas tanaman yang kompleks
dengan lingkungan dan hewan (Ayyaz, 2006).
|
Tujuan yang inginkan ialah untuk mengetahui struktur morfologi
akar, batang, dan daun tumbuhan monokotil dan dikotil. Kemudian untuk
membandingkan perbedaan morfologi antara tumbuhan monokotil dan tumbuhan
dikotil. Penulis berharap makalah ini dapat berguna sebagai alat bantu
pembelajaran khususnya bagi adik-adik yang nantinya akan melakukan praktikum
mengenai marfologi tumbuhan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tumbuhan Monokotil
Tumbuhan monokotil adalah
tumbuhan yang hanya memiliki satu kotiledon. Adapun karakter yang paling kuat
dari tanaman berkeping tunggal ini antara lain daun lembaga, akar yang berbentuk serabut, daun yang
berselang seling, bagian tulang daunnya sejajar dan cenderung berbentuk
layaknya pita serta masih banyak lagi lainnya (Tjirosoepomo, 2007). Ciri yang paling khas adalah bijinya tidak
Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua
kelompok membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga (Ardiansah, 2009).
Di dalam sistem taksonomi, tumbuhan
monokotil dilekatkan beberapa nama kelompok besar seperti Liliopsoda, liliidae,
dan juga Monocotyledodeae. Pada tumbuhan monokotil, daerah
pangkal ruas batanglah yang menjadi titik tumbuhnya. Hal itu terjadi karena
pada daerah tersebut terdapat jaringan yang selalu membelah, disebut meristem
interkalar. Oleh karena itu ruas batang pada tumbuhan monokotil ini dapat
bertambah panjang. Contohnya adalah pada bambu, tebu, jagung, dan
rumput-rumputan. Pengelompokannya secara lengkap
bisa dilihat sebagai berikut:
1.
Monocotyledoneae dalam sistem de
Candolle dan sistem Engler.
2.
Monocotyledones dalam sistem Bentham
& Hooker dan sistem Wettstein.
3.
Kelas Liliopsida dalam sistem Takhtajan
dan sistem Cronquist.
4.
3
|
2.2 Tumbuhan Dikotil
Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berbunga yang memiliki biji
berkeping dua. Tumbuhan yang masuk ke dalam kelompok dikotil ini mempunyai
sepasang daun lembaga atau yang kita kenal dengan sitilah kotiledon. Daun
lembaga tersebut terbentuk sudah sejak tahapan biji dengan demikian sebagian
besar anggotanya memiliki bebijian yang mudah sekali terbelah menjadi dua
bagian. Hal inilah yang menjadi pembeda utama antara tumbuhan dikotil /dengan monokotil yang justru kepingan bijinya tunggal. Pada tumbuhan dikotil batang terdiri atas kayu dan kulit
yang dapat dipisahkan. Diantara keduanya terdapat lapisan kambium. Kambium
tersusun dari sel-sel yang selalu membelah, seperti meristem pucuk (Aryuliana, 2004).
Letak kambium dibagian tepi batang sehingga jaringan
meristem itu disebut meristem lateral. Daerah ujung batang merupakan pusat
pertumbuhan karena sel-sel penyusun jaringannya selalu membelah yang disebut
meristem pucuk.
Tumbuhan
berbiji tertutup memiliki ciri mempunyai bunga yang sesungguhnya (lengkap),
daun pipih dan lebar, bakal biji tidak nampak karena terlindung oleh daun buah
atau putiknya, mengalami pembuahan ganda, berdasarkan keping bijinya di golngkan
menjadi dua yakni tumbuhan berkeping satu (monocotyledoneae) dan tumbuhan berkeping
ganda (Dycotyledoneae). Adapun ciri-ciri khusus tumbuhan dikotil sebagai
berikut:
1.
Akarnya memiliki bentuk tunggang dengan akar utama yang lebih besar
dari akar sekunder.
2.
Bentuk atau pola tulang daun atau sumsum
cenderung menjari atau menyirip.
3.
Bagian tudung akarnya atau kaliptrogen
tidak dilengkapi dengan tudung akar.
4.
Adapun jumlah kotiledonnya dua.
5.
Pada organ akarnya terdapat kambium
karena salah satu fungsi akar pada tumbuhan dikotil adalah untuk menyimpan
makanan.
6.
Adapun jumlah kelopak bunganya merupakan
kelipatan dari empat terkadang juga lima.
7.
Pelindung akar maupun batang lembaganya
tidak ada baik itu koleoptil maupun koleorhiza.
2.3 Struktur Marfologi Tumbuhan
Monokotil
Struktur akar tumbuhan monokotil merupakan jenis akar serabut.
Akar serabut adalah sejumlah akar yang terdapat pada pangkal tumbuhan yang
besar dan panjangna hampir sama. sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu
akar primer membentuk cabang sebanyak-banyaknya. Cabang akar yang tumbuh tidak
menjadi besar, tetapi akan tumbuh akar lagi. Lalu akar primer akan mengecil
sehingga mirip dengan serabut. Fungsi dari akar serabut adalah untuk
memperkokoh berdirinya tumbuhan. Selain itu akar serabut juga berfungsi sebagai
penyerap air dan zat mineral lainnya dari dalam tanah (Atinirmala, 2006).
Struktur batang tumbuhan monokotil Batang tumbuhan monokotil
memiliki batang pembuluh tidak teratur, tidak memiliki kambium, batang
beruas-ruas dan licin serta batang tidak dapat bertambah besar. Fungsi dari
batang tumbuhan monokotil antara lain ialah untuk menyokong tumbuhan, tempat lintasan
untuk makanan dan air, pembentuk tubuh tumbuhan seperti daun dan bunga tanaman,
penyimpanan sebagian hasil fotosintesis, memberikan bentuk tubuh tumbuhan dan
sebagai alat reproduksi vegetatif (Woelaningsih 2001; Hidayat 1990).
Struktur daun tumbuhan monokotil, Daun merupakan salah satu
organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama
berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis.
Daun tumbuhan monokotil berbentuk pita
memanjang ada yang lebar dan ada yang kecil. Fungsi dari daun tumbuhan
monokotil yang pertama adalah tempat terjadinya fotosintesis. pada
tumbuhan monokotil fotosintesis terjadi pada jaringan spons. Yang Kedua ialah
Sebagai organ pernapasan, di dalam daun terdapat stomata yang berfungsi sebagai
organ respirasi. Ketiga adalah sebagai Tempat terjadinya transpirasi, dan yang
ke empat adalah sebagai Alat perkembangbiakan vegetatif (Kartasapoetra, 1988).
Biji
merupakan alat perkembangbiakan generatif yang terbentuk dari bakal biji. Di
dalam biji terdapat calon individu baru yang disebut embrio. Bagian-bagian
dalam biji dapat di bedakan menjadi tiga bagian yaitu kulit biji, tali pusat
dan inti biji. Struktur biji tumbuhan monokotil Biji tanaman monokotil
merupakan biji berkeping satu, ciri-ciri dari biji tanaman monokotil ini adalah
bijinya tunggal, kulit biji terletak pada bagian paling luar, pada beberapa
biji tumbuhan monokotil dapat di jumpai beberapa lapisan sel memanjang secara
radial yang menyerupai palisade tetapi tanpa ruang-ruang interseluler (Lakitan
1993).
Struktur kecambah tumbuhan monokotil Tipe
perkecambahan biji monokotil adalah hipogeal, yaitu tumbuhnya epikotil yang
memanjang sehingga plumula
muncul
ke atas permukaan tanah, sedangkan kotiledonnya tertinggal di dalam tanah (Fahn
1991).
2.4
Struktur Marfologi Tumbuhan Dikotil
Struktur dari akar tumbuhan dikotil adalah jenis akar tunggang. Akar tunggang
adalah akar pada tanaman yang mempunyai akar primer atau akar utama yang masuk
ke dalam tanah secara kokoh. Akar utama tersebut membesar dan mempunyai cabang
dengan ukuran yang jauh berbeda dari
akar utama sehingga perbedaan utama antara akar tunggang dan serabut adalah
pada pola persebarannya (Woelaningsih, 2001).
Struktur morfologi Pada batang tumbuhan dikotil, batngnya memiliki cabang-cabang dan
tekstur kulit batangnya kasar. Batang tanaman juga bisa bertumbuh panjang dan
membesar, selain itu pada batang tumbuhan dikotil memiliki kambium, kambium imi
terletak seecara teratur di antara dua jaringan pengangkut yaitu xilem dan
floem. Kegiatan kambium mengarah pada pembentukan jaringan baru secara
melintang sehingga menyebabkan diameter batang membesar (Kartasapoetra, 1988).
Struktur daun pada tumbuhan
dikotil adalah Bentuk tulang daun menyirip, sebagai
contoh dapat dilihat pada tanaman mangga, jambu, rambutan, dan sebagainya.
tulang daun yang menjari pada tumbuhan dikotil (Sumardi dan Pudjoarinto
1994)
Struktur
perkecambahan pada tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer,
hipokotil, kotiledon, epikotil, dan
daun pertama. Pada
perkecambahan tanaman dikotil, kotiledon akan ikut naik ke atas tanah mengikuti
pertumbuhan tanaman, dan kemudia akan terlepas dengan sendiriny (Hidayat 1990).
3.1
Tempat dan Waktu
Praktikum Botani tentang struktur marfologi tumbuhan monokotil
dan dikotil dilaksanakan di laboratorium
Hama dan Penyakit Faperta, Universitas Tadulako, Palu pada hari kamis tanggal
30 april 2015 pukul 01.00 sampai
selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu cutter, tissue, pinset, Lup (kaca
pembesar) baki atau napan, alat tulis. Adapun bahan yang dipakai dalam
praktikum ini yaitu: Tanaman monokotil tiga jenis yaitu: tanaman bayam
(Amaranthus ticolor), Bawang (Alium cepa), Alang-alang (Imperita cylindricon), Tanaman
Dikotil tiga jenis yaitu: Tomat (solanum lycoporsicum), Cabai (Capsicum sp.)
dan Jambu (psidium guajapa), kecambah kacang hijau atau toge (Phasealusradiacus),
Kecanbah jagung minimal tiga hari, Biji kacang tanah, Mangga, Jambu air, Alpokat Nangka, dan air.
3.3 Cara Kerja
Siapkan tanamam yang akan di amati, potonglah setiap tanaman
menjadi 3 bagian (batang daun dan akar), Amati setiap bagian tanaman tersebut dengan
menggunakan kaca pembesar, Selanjutnya amatilah dan bandingkan perbedaan antra
kecambah kacang tanah dengan kecambah jagung, Gambarkan organ-organ tersebut (daun,
batang, dan akar)
4.1
Hasil
4.1.1
Struktur Morfologi Tumbuhan Monokotil
|
Keterangan
1.
Pangkal
akar
2.
Rambut akar
3.
Ujung akar
|
Gambar
1. Morfologi Akar Monokotil Alang-Alang (Imperila
cylindrical)
|
Keterangan
1.
Pangkal
akar
2.
Rambut akar
3.
Ujung akar
|
Gambar 2. Morfologi Akar Bawang Merah (Alium cepa)
|
Keterangan
1.
Kulit luar
|
10
|
|
Keterangan
1.
Kulit batang
|
Gambar 4. Morfologi Batang Bawang Merah (Alium cepa)
|
Keterangan
1.
Ujung daun
2.
Tulang daun
3.
Pangkal
daun
|
Gambar 5. Morfologi
Daun Alang-Alang (Imperila cylindrical)
|
Keterangan
1.
Ujung daun
2.
Tulang daun
3.
Pangkal
daun
|
Gambar 6. Morfologi Daun Bawang Merah (Alium cepa)
|
Keterangan
1. Kotiledon
2. Radikula
3. Plumula
|
Gambar 7. Maorfologi Kecambah Jagung (Zea mays)
4.1.2
Struktur morfologi tumbuhan dikotil
|
Keterangan
1.
Pangkal akar
2.
Batang akar
3.
Rambut akar
4.
Ujung akar
|
Gambar 8. Morfologi Akar Pepaya (Cariccae fudus)
|
Keterangan
1.
Pangkal
akar
2.
Batang akar
3.
Rambut akar
4.
Tudung akar
|
Gambar 9. Morfologi Akar Jambu Biji (Psidium guajava)
|
Keteranagan
1. Pangkal akar
2. Batang akar
3. Rambut akar
4. Tudung akar
|
Gambar 10. Morfologi Akar Cabai (Capsicum sp.)
|
Keterangan
1. Pangkal akar
2. Rambut akar
3. Batang akar
4. Ujung akar
|
Gambar 11. Morfologi Akar Putri Malu (Mimosa pudio)
|
Keteranagan
1.
Kulit
batang
|
Gambar 12. Morfologi Batang Pepaya (Cariccae fudus)
|
Keteranagan
1.
Pucuk
batang
2.
Kulit luar
|
Gambar 13. Morfologi Batang Jambu Biji (Psidium guajava)
|
Keterangan
1. Kulit batang
|
Gambar 14.
Morfologi Batang Cabai (Capsicum
sp.)
|
Keterangan
1. Duri batang
2. Kulit batang
|
Gambar 15.
Morfologi Batang Putri Malu (Mimosa
pudio)
|
Keteranagan
1.
Ujung daun
2.
Tulang daun
3.
Pangkal
daun
|
Gambar 16. Morfologi Daun Pepaya (Cariccae fudus)
|
Keterangan
1.
Ujung daun
2.
Tulang daun
3.
Pangkal
daun
4.
Urat daun
|
Gambar 17. Morfologi Daun Jambu Biji (Psidium guajava)
|
Keterangan
1. Ujung daun
2. Tulang daun
3. Pangkal daun
|
Gambar
18. Morfologi Daun Cabai (Capsicum sp.)
|
Keterangan
1. Ujung daun
2. Tulung daun
3. Pangkal daun
|
Gambar 19. Morfologi Daun Putri Malu (Mimosa pudio)
|
Keterangan
1.
Kulit
2.
Kotiledon
3.
Radikula
|
Gambar 20. Morfologi Biji Alpukat (Persea americana)
|
Keterangan
1.
Rambut
2.
Kotiledon
3.Radikula
|
Gambar 21. Morfologi Biji Jambu Air (Syzygium
aqueum)
|
Keterangan
1.
Kulit
2.
Kutiledon
3.
Plamula
4.
Radikula
|
Gambar 22. Morfologi Biji Mangga (Magnifera
indica)
|
Keterangan
1.
Kulit
2.
Kutiledon
3.
Radikula
4.
plumula
|
Gambar 23. Morfologi Tumbuhan Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)
|
Keterangan
1. Kulit
2. Kutiledon
3. Radikula
|
Gambar 24. Morfologi Biji Nangka (Artocarpus
heterophyllus)
PEMBAHASAN
4.2.1
Struktur marfologi tumbuhan monokotil
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mengkaji berbagai macam
tumbuhan, baik bagian-bagian, bentuk maupun
fungsinya. Secara klasik, tumbuhan terdiri dari tiga organ dasar yaitu,
Akar, Batang, dan Daun.
a.
Akar
Akar tanaman monokotil merupakan jenis akar serabut. Akar
serabut adalah sejumlah akar yang terdapat pada pangkal tumbuhan yang besar dan
panjangna hampir sama.sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu akar primer
membentuk cabang sebanyak-banyaknya. Cabang akar yang tumbuh tidak menjadi
besar, tetapi akan tumbuh akar lagi. Lalu akar primer akan mengecil sehingga
mirip dengan serabut. Fungsi dari akar serabut adalah untuk memperkokoh
berdirinya tumbuhan. Selain itu akar serabut juga berfungsi sebagai penyerap
air dan zat mineral lainnya dari dalam tanah. Morfologi tumbuhan merupakan ilmu
yang mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari tumbuhan. Pada tumbuhan monokotil struktur akar
berbentuk akar serabut, struktur anatominya yaitu batas antara ujung akar
dengan kaliptra jelas, periskel terdiri dari beberapa sel berdinding tebal,
letak berkas pengangkut antara xilem dan floem pada akar tua tetap berselang-seling,
mempunyai empelur yang luas pada pusat akar, periskel hanya membentuk cabang
akar, tidak mempunyai kambium, jumlah
lengan protoxilem banyak (lebih dari 12) (Lakitan, 1996).
b.
Batang
Batang tumbuhan monokotil memiliki batang pembuluh tidak
teratur, tidak memiliki kambium, batang beruas-ruas dan licin serta batang
tidak dapat bertambah besar. Fungsi dari batang tumbuhan monokotil antara lain
ialah untuk menyokong tumbuhan, tempat lintasan untuk makanan dan air,
pembentuk tubuh tumbuhan seperti daun dan bunga tanaman, penyimpanan sebagian
hasil fotosintesis, memberikan bentuk tubuh tumbuhan dan sebagai alat
reproduksi vegetatif. Pada batang tumbuhan monokotil terdapat batangnya tidak
bercabang- cabang, hipodermis berupa sklerenkim, pembuluh angkut tersebar,
tidak mempunyai jari-jari empelur, tidak mempunyai kambium vascular sehingga
tidak dapat tumbuh membesar, empelur tidak dapat dibedakan dengan daerah
korteks, tidak ada kambium di antara xilem dan floem (Kartasaputra, 1998)
c.
Daun
Daun
merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna
hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari
melalui fotosintesis. Daun tumbuhan monokotil berbentuk pita memanjang ada yang lebar dan ada yang kecil.
Fungsi dari daun tumbuhan monokotil yang
pertama adalah tempat terjadinya
fotosintesis. pada tumbuhan monokotil fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
Yang Kedua ialah Sebagai organ pernapasan, di dalam daun terdapat stomata yang
berfungsi sebagai organ respirasi. Ketiga adalah sebagai Tempat terjadinya
transpirasi, dan yang ke empat adalah sebagai Alat perkembangbiakan vegetatif,
misalnya pada tanaman cocor bebek (Zainul, 2001).
d.
Biji
Biji
tanaman monokotil merupakan biji berkeping satu, ciri-ciri dari biji tanaman
monokotil ini adalah bijinya tunggal, kulit biji terletak pada bagian paling
luar, pada beberapa biji tumbuhan monokotil dapat di jumpai beberapa lapisan
sel memanjang secara radial yang menyerupai palisade tetapi tanpa ruang-ruang
interseluler (Soedomo, 2006).
e.
Kecambah
Tipe perkecambahan
biji monokotil adalah hipogeal, yaitu tumbuhnya epikotil yang memanjang
sehingga plumula muncul ke atas permukaan tanah, sedangkan kotiledonnya
tertinggal di dalam tanah (Kuswanto, 2000).
4.2.2
Struktur marfologi tumbuhan dikotil
a.
Akar
Jenis akar tumbuhan dikotil adalah jenis akar tunggang. Akar
tunggang adalah akar pada tanaman yang mempunyai akar primer atau akar utama
yang masuk ke dalam tanah secara kokoh. Akar utama tersebut membesar dan
mempunyai cabang dengan ukuran yang jauh berbeda dari akar utama sehingga
perbedaan utama antara akar tunggang dan serabut adalah pada pola
persebarannya. Akar tunggang terdapat pada tumbuhan dikotil seperti mangga,
jeruk, rambutan, dan lain-lain (Putrasamedja, 1995).
b.
Batang
Pada batang tumbuhan
dikotil, batngnya memiliki cabang-cabang dan tekstur kulit batangnya kasar.
Batang tanaman juga bisa bertumbuh panjang dan membesar, selain itu pada batang
tumbuhan dikotil memiliki kambium, kambium imi terletak seecara teratur di antara
dua jaringan pengangkut yaitu xilem dan floem. Kegiatan kambium mengarah pada
pembentukan jaringan baru secara melintang sehingga menyebabkan diameter batang
membesar (Permadi, 1993).
c.
Daun
Bentuk
tulang daun pada tumbuhan dikotil adalah menyirip, sebagai contoh dapat dilihat
pada tanaman mangga, jambu, rambutan, dan sebagainya. tulang daun yang menjari
pada tumbuhan dikotil, contohnya dapat dilihat pada tanaman pepaya dan ketela
pohon (Walkey,1987).
d.
Biji
Pada biji tumbuhan dikotil, terdapat 2 buah kotiledon ang dapat
di belah, selain itu pada biji tumbuhan dikotil juga terdapat struktur biji
antara lain terdapat Plumula, Hipokotil, Radikula, Kotiledon dan Embrio. Bagian-bagian biji tersebut mempunyai fungsi
masing-masing untuk pertumbuhan tanaman. Plumula adalah bagian biji tumbuhan yang
merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi
daun pertama. Radikula adalah poros embrio yang tumbuh ke
bawah dan akan menjadi akar primer (Walkey,1987).
e. Kecambah
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya
embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada
dalam lingkungan yang sesuai. pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar
primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama. Pada perkecambahan tanaman
dikotil, kotiledon akan ikut naik ke atas tanah mengikuti pertumbuhan tanaman,
dan kemudia akan terlepas dengan sendirinya (Kartasaputra,
1998)
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
1. Kesimpulan
dari pengamatan struktur tumbuhan monokotil adalah akar tumbuhan monokotil
merupakan jenis akar serabut, akar ini berfungsi untuk menyokong batang dan daun serta buah pada
tanaman agar tetap berdiri tegak. Selain itu, akar ini juga dapat berfungsi
sebagai alat untuk mencari air dan makanan serta mineral yang terdapat di dalam
tanah.
2. Batang tumbuhan monokotil mempunyai ruas-ruas
serta bertekstur halus. Batang tanaman monokotil juga tidak dapat bertambah
besar dan biasanya di dalam batang terdapat rongga-rongga serta tidak memiliki
kambium.
3. Daun pada tumbuhan
monokotil biasanya merupakan daun tunggal yang hanya memeiliki satu helai daun
dalam satu tangkai daun. Selain itu daun tumbuhan monokotil juga berbentuk
memanjang seperti pita serta memiliki tipe daun segaris atau sejajar.
4. Biji pada tumbuhan
monokotil memiliki satu kotiledon. ciri-ciri dari biji
tanaman monokotil ini adalah bijinya tunggal, kulit biji terletak pada bagian
paling luar, pada beberapa biji tumbuhan monokotil dapat di jumpai beberapa
lapisan sel memanjang secara radial yang menyerupai palisade tetapi tanpa
ruang.
24
|
6. Kesimpulan dari hasil pengamatan kami tentang struktur
morfologi tumbuhan dikoti adalah Akar pada tumbuhan dikotil merupakan jenis
akar tunggang, yaitu akar lurus yang masuk ke dalam tanah, akar tersebut
merupakan akar utama yang sangat kuat. Akar tersebut memiliki cabang namun
cabang akar tersebut tidak sebesar akar utamanya. Akar ini berfungsi mengambil
makanan dan air dari dalam tanah.
7. Batang tanaman dikotil mempunyai tekstur yang kasar dan
tidak memiliki ruas pada batangnya, batang tanaman ini biasanya memiliki kulit
yang tebal. Di dalam batang tanaman ini juga terdapat kambium. Fungsi dari
batang ini adalah untuk mentransfer makanan yang di ambil oleh akar dari dalam
tanah dan menyebarkan ke deluruh bagian yang membutuhkan.
8. Pada
tumbuhan dikotil Bentuk tulang daunna adalah menyirip, sebagai contoh dapat
dilihat pada tanaman mangga, jambu, rambutan, dan sebagainya. tulang daun yang
menjari pada tumbuhan dikotil, contohnya dapat dilihat pada tanaman pepaya dan
ketela pohon.
9. Pada
biji tumbuhan dikotil, terdapat 2 buah kotiledon yang dapat di belah menjadi
dua, selain itu pada biji tumbuhan dikotil juga terdapat struktur biji antara
lain terdapat Plumula, Hipokotil, Radikula, Kotiledon dan Embrio. Bagian-bagian biji tersebut mempunyai fungsi
masing-masing untuk pertumbuhan tanaman.
10. Kecambah tumbuhan
dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun
pertama. Pada perkecambahan tanaman dikotil, kotiledon akan ikut naik ke atas
tanah mengikuti pertumbuhan tanaman, dan kemudia akan terlepas dengan
sendirinya.
5.2
Saran
Sebelum praktikan masuk laboratorium asisten telah menyiapkan
alat-alat yang dibutuhkan pada praktikum. Kalau bisa alat-alat
praktikumnya lebih di perbanyak agar praktikan lebih menghemat waktu dalam
melaksanakn praktek.
Waktu untuk menjawab kuis dan menggambar
pengamatan yang sedang di amati di tambah. Setiap praktikan wajib
membawa seluruh perlengkapan yang dibutuhkan dalam praktikum. Semoga di tahun
akan datang praktikumnya bisa jadi lebih baik lagi.