Senin, 15 Juni 2015

Struktur Marfologi Tumbuhan Monokotil Dan Dikotil

I. P
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar  Belakang
            Tumbuhan merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat penting. Di samping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat penting untuk perkembangan mahluk hidup. Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang demikan pesat, hingga bidang-bidang ilmu pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikan perkembang pesat hingga menjadi morfologi luar atau morfologi saja dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan (Swibawa, 1997).
       Botani mengkaji semua aspek dari tanaman, dari yang terkecil dan berbentuk paling sederhana sampai yang terbesar dan paling kompleks, dari kajian tentang segala aspek tentang tanaman individu sampai interaksi kompleks dari berbagai anggota komunitas tanaman yang kompleks dengan lingkungan dan hewan (Ayyaz, 2006).

Karakter morfologi mempunyai peran penting di dalam sistematika, sebab walaupun banyak pendekatan yang dipakai dalam menyusun sistem klasifikasi, namun semuanya berpangkal pada karakter morfologi (Davis dan Heywood 1963). 
1.2 Tujuan dan Kegunaan
       Tujuan yang inginkan ialah untuk mengetahui struktur morfologi akar, batang, dan daun tumbuhan monokotil dan dikotil. Kemudian untuk membandingkan perbedaan morfologi antara tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil. Penulis berharap makalah ini dapat berguna sebagai alat bantu pembelajaran khususnya bagi adik-adik yang nantinya akan melakukan praktikum mengenai marfologi tumbuhan.
 II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Monokotil
       Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang hanya memiliki satu kotiledon. Adapun karakter yang paling kuat dari tanaman berkeping tunggal ini antara lain daun lembaga, akar yang berbentuk serabut, daun yang berselang seling, bagian tulang daunnya sejajar dan cenderung berbentuk layaknya pita serta masih banyak lagi lainnya (Tjirosoepomo, 2007).  Ciri yang paling khas adalah bijinya tidak Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga (Ardiansah, 2009).
       Di dalam sistem taksonomi, tumbuhan monokotil dilekatkan beberapa nama kelompok besar seperti Liliopsoda, liliidae, dan juga Monocotyledodeae. Pada tumbuhan monokotil, daerah pangkal ruas batanglah yang menjadi titik tumbuhnya. Hal itu terjadi karena pada daerah tersebut terdapat jaringan yang selalu membelah, disebut meristem interkalar. Oleh karena itu ruas batang pada tumbuhan monokotil ini dapat bertambah panjang. Contohnya adalah pada bambu, tebu, jagung, dan rumput-rumputan. Pengelompokannya secara lengkap bisa dilihat sebagai berikut:
1.             Monocotyledoneae dalam sistem de Candolle dan sistem Engler.
2.             Monocotyledones dalam sistem Bentham & Hooker dan sistem Wettstein.
3.             Kelas Liliopsida dalam sistem Takhtajan dan sistem Cronquist.
4.            
3
Anak kelas Liliidae dalam sistem Dahlgren dan sistem Thorne (1992).
2.2 Tumbuhan Dikotil
Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berbunga yang memiliki biji berkeping dua. Tumbuhan yang masuk ke dalam kelompok dikotil ini mempunyai sepasang daun lembaga atau yang kita kenal dengan sitilah kotiledon. Daun lembaga tersebut terbentuk sudah sejak tahapan biji dengan demikian sebagian besar anggotanya memiliki bebijian yang mudah sekali terbelah menjadi dua bagian. Hal inilah yang menjadi pembeda utama antara tumbuhan dikotil /dengan monokotil yang justru kepingan bijinya tunggal. Pada tumbuhan dikotil batang terdiri atas kayu dan kulit yang dapat dipisahkan. Diantara keduanya terdapat lapisan kambium. Kambium tersusun dari sel-sel yang selalu membelah, seperti meristem pucuk (Aryuliana, 2004).
Letak kambium dibagian tepi batang sehingga jaringan meristem itu disebut meristem lateral. Daerah ujung batang merupakan pusat pertumbuhan karena sel-sel penyusun jaringannya selalu membelah yang disebut meristem pucuk. Tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri mempunyai bunga yang sesungguhnya (lengkap), daun pipih dan lebar, bakal biji tidak nampak karena terlindung oleh daun buah atau putiknya, mengalami pembuahan ganda, berdasarkan keping bijinya di golngkan menjadi dua yakni tumbuhan berkeping satu (monocotyledoneae) dan tumbuhan berkeping ganda (Dycotyledoneae).  Adapun ciri-ciri khusus tumbuhan dikotil sebagai berikut:
1.        Akarnya memiliki bentuk tunggang dengan akar utama yang lebih besar dari akar sekunder.
2.        Bentuk atau pola tulang daun atau sumsum cenderung menjari atau menyirip.
3.        Bagian tudung akarnya atau kaliptrogen tidak dilengkapi dengan tudung akar.
4.        Adapun jumlah kotiledonnya dua.
5.        Pada organ akarnya terdapat kambium karena salah satu fungsi akar pada tumbuhan dikotil adalah untuk menyimpan makanan.
6.        Adapun jumlah kelopak bunganya merupakan kelipatan dari empat terkadang juga lima.
7.        Pelindung akar maupun batang lembaganya tidak ada baik itu koleoptil maupun koleorhiza.
2.3 Struktur Marfologi Tumbuhan Monokotil
       Struktur akar tumbuhan monokotil merupakan jenis akar serabut. Akar serabut adalah sejumlah akar yang terdapat pada pangkal tumbuhan yang besar dan panjangna hampir sama. sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu akar primer membentuk cabang sebanyak-banyaknya. Cabang akar yang tumbuh tidak menjadi besar, tetapi akan tumbuh akar lagi. Lalu akar primer akan mengecil sehingga mirip dengan serabut. Fungsi dari akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan. Selain itu akar serabut juga berfungsi sebagai penyerap air dan zat mineral lainnya dari dalam tanah (Atinirmala, 2006).
       Struktur batang tumbuhan monokotil Batang tumbuhan monokotil memiliki batang pembuluh tidak teratur, tidak memiliki kambium, batang beruas-ruas dan licin serta batang tidak dapat bertambah besar. Fungsi dari batang tumbuhan monokotil antara lain ialah untuk menyokong tumbuhan, tempat lintasan untuk makanan dan air, pembentuk tubuh tumbuhan seperti daun dan bunga tanaman, penyimpanan sebagian hasil fotosintesis, memberikan bentuk tubuh tumbuhan dan sebagai alat reproduksi vegetatif (Woelaningsih 2001; Hidayat 1990).
       Struktur daun tumbuhan monokotil, Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun tumbuhan monokotil berbentuk pita  memanjang ada yang lebar dan ada yang kecil. Fungsi dari daun tumbuhan monokotil yang  pertama  adalah tempat terjadinya fotosintesis. pada tumbuhan monokotil fotosintesis terjadi pada jaringan spons. Yang Kedua ialah Sebagai organ pernapasan, di dalam daun terdapat stomata yang berfungsi sebagai organ respirasi. Ketiga adalah sebagai Tempat terjadinya transpirasi, dan yang ke empat adalah sebagai Alat perkembangbiakan vegetatif (Kartasapoetra, 1988).
       Biji merupakan alat perkembangbiakan generatif yang terbentuk dari bakal biji. Di dalam biji terdapat calon individu baru yang disebut embrio. Bagian-bagian dalam biji dapat di bedakan menjadi tiga bagian yaitu kulit biji, tali pusat dan inti biji. Struktur biji tumbuhan monokotil Biji tanaman monokotil merupakan biji berkeping satu, ciri-ciri dari biji tanaman monokotil ini adalah bijinya tunggal, kulit biji terletak pada bagian paling luar, pada beberapa biji tumbuhan monokotil dapat di jumpai beberapa lapisan sel memanjang secara radial yang menyerupai palisade tetapi tanpa ruang-ruang interseluler (Lakitan 1993).


       Struktur kecambah tumbuhan monokotil Tipe perkecambahan biji monokotil adalah hipogeal, yaitu tumbuhnya epikotil yang memanjang sehingga plumula
muncul ke atas permukaan tanah, sedangkan kotiledonnya tertinggal di dalam tanah (Fahn 1991).
2.4 Struktur Marfologi Tumbuhan Dikotil
       Struktur dari akar tumbuhan dikotil adalah jenis akar tunggang. Akar tunggang adalah akar pada tanaman yang mempunyai akar primer atau akar utama yang masuk ke dalam tanah secara kokoh. Akar utama tersebut membesar dan mempunyai cabang dengan ukuran yang jauh berbeda  dari akar utama sehingga perbedaan utama antara akar tunggang dan serabut adalah pada pola persebarannya (Woelaningsih, 2001).
       Struktur morfologi Pada batang tumbuhan dikotil, batngnya memiliki cabang-cabang dan tekstur kulit batangnya kasar. Batang tanaman juga bisa bertumbuh panjang dan membesar, selain itu pada batang tumbuhan dikotil memiliki kambium, kambium imi terletak seecara teratur di antara dua jaringan pengangkut yaitu xilem dan floem. Kegiatan kambium mengarah pada pembentukan jaringan baru secara melintang sehingga menyebabkan diameter batang membesar (Kartasapoetra, 1988).
       Struktur daun pada tumbuhan dikotil adalah Bentuk tulang daun menyirip, sebagai contoh dapat dilihat pada tanaman mangga, jambu, rambutan, dan sebagainya. tulang daun yang menjari pada tumbuhan dikotil (Sumardi dan Pudjoarinto 1994)
       Struktur perkecambahan pada  tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil,  kotiledon,  epikotil, dan daun pertama. Pada perkecambahan tanaman dikotil, kotiledon akan ikut naik ke atas tanah mengikuti pertumbuhan tanaman, dan kemudia akan terlepas dengan sendiriny (Hidayat 1990).
  III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
       Praktikum Botani tentang struktur marfologi tumbuhan monokotil dan dikotil dilaksanakan  di laboratorium Hama dan Penyakit Faperta, Universitas Tadulako, Palu pada hari kamis tanggal 30 april 2015  pukul 01.00 sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
          Alat yang digunakan yaitu cutter, tissue, pinset, Lup (kaca pembesar) baki atau napan, alat tulis. Adapun bahan yang dipakai dalam praktikum ini yaitu: Tanaman monokotil tiga jenis yaitu: tanaman bayam (Amaranthus ticolor), Bawang (Alium cepa), Alang-alang (Imperita cylindricon), Tanaman Dikotil tiga jenis yaitu: Tomat (solanum lycoporsicum), Cabai (Capsicum sp.) dan Jambu (psidium guajapa), kecambah kacang hijau atau toge (Phasealusradiacus), Kecanbah jagung minimal tiga hari, Biji kacang tanah,  Mangga, Jambu air, Alpokat Nangka, dan air.
3.3 Cara Kerja
       Siapkan tanamam yang akan di amati, potonglah setiap tanaman menjadi 3 bagian (batang daun dan akar), Amati setiap bagian tanaman tersebut dengan menggunakan kaca pembesar, Selanjutnya amatilah dan bandingkan perbedaan antra kecambah kacang tanah dengan kecambah  jagung, Gambarkan organ-organ tersebut (daun, batang, dan akar) 


4.1 Hasil
4.1.1 Struktur Morfologi Tumbuhan Monokotil

Keterangan
1.    Pangkal akar
2.    Rambut akar
3.    Ujung akar
Gambar 1. Morfologi Akar  Monokotil Alang-Alang  (Imperila cylindrical)





Keterangan
1.      Pangkal akar
2.      Rambut akar
3.      Ujung akar
       Gambar 2. Morfologi Akar Bawang Merah (Alium cepa)





Keterangan
1.   Kulit luar
10
Gambar  3. Morfologi Batang Alang-Alang (Imperila cylindrical)







Keterangan
1.  Kulit  batang
     Gambar 4. Morfologi Batang Bawang Merah (Alium cepa)






Keterangan
1.      Ujung daun
2.      Tulang daun
3.      Pangkal daun
Gambar 5. Morfologi Daun Alang-Alang (Imperila cylindrical)






Keterangan
1.      Ujung daun
2.      Tulang daun
3.      Pangkal daun
     Gambar 6. Morfologi Daun Bawang Merah (Alium cepa)








Keterangan
1. Kotiledon
2. Radikula
3. Plumula
     Gambar 7. Maorfologi Kecambah Jagung (Zea mays)
4.1.2 Struktur morfologi tumbuhan dikotil






Keterangan
1.     Pangkal akar
2.    Batang akar
3.    Rambut akar
4.    Ujung akar
     Gambar 8. Morfologi Akar Pepaya (Cariccae fudus)






Keterangan
1.      Pangkal akar
2.      Batang akar
3.      Rambut akar
4.      Tudung akar
     Gambar 9. Morfologi Akar Jambu Biji (Psidium guajava)






Keteranagan
1.      Pangkal akar
2.      Batang akar
3.      Rambut akar
4.      Tudung akar
Gambar 10. Morfologi Akar Cabai (Capsicum sp.)






Keterangan
1. Pangkal akar
2. Rambut akar
3. Batang akar
4. Ujung akar
     Gambar 11. Morfologi Akar Putri Malu (Mimosa pudio)






Keteranagan
1.       Kulit batang
     Gambar 12. Morfologi Batang Pepaya (Cariccae fudus)








Keteranagan
1.      Pucuk batang
2.      Kulit luar
     Gambar 13. Morfologi Batang Jambu Biji (Psidium guajava)






Keterangan
1.      Kulit batang
Gambar 14.  Morfologi Batang Cabai (Capsicum sp.)






Keterangan
1. Duri batang
2. Kulit batang
     Gambar 15.  Morfologi Batang Putri Malu (Mimosa pudio)








Keteranagan
1.      Ujung daun
2.      Tulang daun
3.      Pangkal daun
     Gambar 16. Morfologi Daun Pepaya (Cariccae fudus)






Keterangan
1.      Ujung daun
2.      Tulang daun
3.      Pangkal daun
4.      Urat daun
     Gambar 17. Morfologi Daun Jambu Biji (Psidium guajava)






Keterangan
1.      Ujung daun
2.      Tulang daun
3.      Pangkal daun

   Gambar 18. Morfologi Daun Cabai (Capsicum sp.)








Keterangan
1. Ujung daun
2. Tulung daun
3. Pangkal daun
     Gambar 19. Morfologi Daun Putri Malu (Mimosa pudio)






Keterangan
1. Kulit
2. Kotiledon
3. Radikula
     Gambar 20. Morfologi Biji Alpukat (Persea americana)






Keterangan
1. Rambut
2. Kotiledon
3.Radikula
     Gambar 21. Morfologi Biji Jambu Air (Syzygium aqueum)








Keterangan
1. Kulit
2. Kutiledon
3. Plamula
4. Radikula
     Gambar 22. Morfologi Biji Mangga (Magnifera indica)






Keterangan
1. Kulit
2. Kutiledon
3. Radikula
4. plumula
     Gambar 23. Morfologi Tumbuhan Kacang Tanah  (Arachis hypogaea L.) 






Keterangan
1. Kulit
2. Kutiledon
3. Radikula
     Gambar 24. Morfologi Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus)
PEMBAHASAN
4.2.1 Struktur marfologi tumbuhan monokotil
          Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mengkaji berbagai macam tumbuhan, baik bagian-bagian, bentuk maupun  fungsinya. Secara klasik, tumbuhan terdiri dari tiga organ dasar yaitu, Akar, Batang, dan Daun.
a.    Akar
     Akar tanaman monokotil merupakan jenis akar serabut. Akar serabut adalah sejumlah akar yang terdapat pada pangkal tumbuhan yang besar dan panjangna hampir sama.sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu akar primer membentuk cabang sebanyak-banyaknya. Cabang akar yang tumbuh tidak menjadi besar, tetapi akan tumbuh akar lagi. Lalu akar primer akan mengecil sehingga mirip dengan serabut. Fungsi dari akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan. Selain itu akar serabut juga berfungsi sebagai penyerap air dan zat mineral lainnya dari dalam tanah. Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari tumbuhan.  Pada tumbuhan monokotil struktur akar berbentuk akar serabut, struktur anatominya yaitu batas antara ujung akar dengan kaliptra jelas, periskel terdiri dari beberapa sel berdinding tebal, letak berkas pengangkut antara xilem dan floem pada akar tua tetap berselang-seling, mempunyai empelur yang luas pada pusat akar, periskel hanya membentuk cabang akar, tidak mempunyai kambium,  jumlah lengan protoxilem banyak (lebih dari 12) (Lakitan, 1996).
 b.    Batang
     Batang tumbuhan monokotil memiliki batang pembuluh tidak teratur, tidak memiliki kambium, batang beruas-ruas dan licin serta batang tidak dapat bertambah besar. Fungsi dari batang tumbuhan monokotil antara lain ialah untuk menyokong tumbuhan, tempat lintasan untuk makanan dan air, pembentuk tubuh tumbuhan seperti daun dan bunga tanaman, penyimpanan sebagian hasil fotosintesis, memberikan bentuk tubuh tumbuhan dan sebagai alat reproduksi vegetatif. Pada batang tumbuhan monokotil terdapat batangnya tidak bercabang- cabang, hipodermis berupa sklerenkim, pembuluh angkut tersebar, tidak mempunyai jari-jari empelur, tidak mempunyai kambium vascular sehingga tidak dapat tumbuh membesar, empelur tidak dapat dibedakan dengan daerah korteks, tidak ada kambium di antara xilem dan floem (Kartasaputra, 1998)        
c.    Daun
     Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun tumbuhan monokotil berbentuk pita  memanjang ada yang lebar dan ada yang kecil. Fungsi dari daun tumbuhan monokotil yang  pertama  adalah tempat terjadinya fotosintesis. pada tumbuhan monokotil fotosintesis terjadi pada jaringan spons. Yang Kedua ialah Sebagai organ pernapasan, di dalam daun terdapat stomata yang berfungsi sebagai organ respirasi. Ketiga adalah sebagai Tempat terjadinya transpirasi, dan yang ke empat adalah sebagai Alat perkembangbiakan vegetatif, misalnya pada tanaman cocor bebek (Zainul, 2001).
d.   Biji
     Biji tanaman monokotil merupakan biji berkeping satu, ciri-ciri dari biji tanaman monokotil ini adalah bijinya tunggal, kulit biji terletak pada bagian paling luar, pada beberapa biji tumbuhan monokotil dapat di jumpai beberapa lapisan sel memanjang secara radial yang menyerupai palisade tetapi tanpa ruang-ruang interseluler (Soedomo, 2006).
e.    Kecambah
     Tipe perkecambahan biji monokotil adalah hipogeal, yaitu tumbuhnya epikotil yang memanjang sehingga plumula muncul ke atas permukaan tanah, sedangkan kotiledonnya tertinggal di dalam tanah (Kuswanto, 2000).
4.2.2 Struktur marfologi tumbuhan dikotil
a.    Akar
     Jenis akar tumbuhan dikotil adalah jenis akar tunggang. Akar tunggang adalah akar pada tanaman yang mempunyai akar primer atau akar utama yang masuk ke dalam tanah secara kokoh. Akar utama tersebut membesar dan mempunyai cabang dengan ukuran yang jauh berbeda dari akar utama sehingga perbedaan utama antara akar tunggang dan serabut adalah pada pola persebarannya. Akar tunggang terdapat pada tumbuhan dikotil seperti mangga, jeruk, rambutan, dan lain-lain (Putrasamedja, 1995).
b.    Batang
     Pada batang tumbuhan dikotil, batngnya memiliki cabang-cabang dan tekstur kulit batangnya kasar. Batang tanaman juga bisa bertumbuh panjang dan membesar, selain itu pada batang tumbuhan dikotil memiliki kambium, kambium imi terletak seecara teratur di antara dua jaringan pengangkut yaitu xilem dan floem. Kegiatan kambium mengarah pada pembentukan jaringan baru secara melintang sehingga menyebabkan diameter batang membesar (Permadi, 1993).
c.    Daun
     Bentuk tulang daun pada tumbuhan dikotil adalah menyirip, sebagai contoh dapat dilihat pada tanaman mangga, jambu, rambutan, dan sebagainya. tulang daun yang menjari pada tumbuhan dikotil, contohnya dapat dilihat pada tanaman pepaya dan ketela pohon (Walkey,1987).
d.   Biji
     Pada biji tumbuhan dikotil, terdapat 2 buah kotiledon ang dapat di belah, selain itu pada biji tumbuhan dikotil juga terdapat struktur biji antara lain terdapat Plumula, Hipokotil, Radikula, Kotiledon dan Embrio. Bagian-bagian biji tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk pertumbuhan tanaman. Plumula adalah bagian biji tumbuhan yang merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama. Radikula adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer (Walkey,1987).
e.    Kecambah
     Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama. Pada perkecambahan tanaman dikotil, kotiledon akan ikut naik ke atas tanah mengikuti pertumbuhan tanaman, dan kemudia akan terlepas dengan sendirinya (Kartasaputra, 1998)
5.1 Kesimpulan
       Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
       1. Kesimpulan dari pengamatan struktur tumbuhan monokotil adalah akar tumbuhan monokotil merupakan jenis akar serabut, akar ini berfungsi untuk menyokong batang dan daun serta buah pada tanaman agar tetap berdiri tegak. Selain itu, akar ini juga dapat berfungsi sebagai alat untuk mencari air dan makanan serta mineral yang terdapat di dalam tanah.
       2. Batang tumbuhan monokotil mempunyai ruas-ruas serta bertekstur halus. Batang tanaman monokotil juga tidak dapat bertambah besar dan biasanya di dalam batang terdapat rongga-rongga serta tidak memiliki kambium.
       3. Daun pada tumbuhan monokotil biasanya merupakan daun tunggal yang hanya memeiliki satu helai daun dalam satu tangkai daun. Selain itu daun tumbuhan monokotil juga berbentuk memanjang seperti pita serta memiliki tipe daun segaris atau sejajar.
       4. Biji pada tumbuhan monokotil memiliki satu kotiledon. ciri-ciri dari biji tanaman monokotil ini adalah bijinya tunggal, kulit biji terletak pada bagian paling luar, pada beberapa biji tumbuhan monokotil dapat di jumpai beberapa lapisan sel memanjang secara radial yang menyerupai palisade tetapi tanpa ruang.
24
       5. Perkecambahan tumbuhan monokotil merupakan jenis perkecambahan hipogeal, yaitu kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang ke arah atas.
          6. Kesimpulan dari hasil pengamatan kami tentang struktur morfologi tumbuhan dikoti adalah Akar pada tumbuhan dikotil merupakan jenis akar tunggang, yaitu akar lurus yang masuk ke dalam tanah, akar tersebut merupakan akar utama yang sangat kuat. Akar tersebut memiliki cabang namun cabang akar tersebut tidak sebesar akar utamanya. Akar ini berfungsi mengambil makanan dan air dari dalam tanah.
          7. Batang tanaman dikotil mempunyai tekstur yang kasar dan tidak memiliki ruas pada batangnya, batang tanaman ini biasanya memiliki kulit yang tebal. Di dalam batang tanaman ini juga terdapat kambium. Fungsi dari batang ini adalah untuk mentransfer makanan yang di ambil oleh akar dari dalam tanah dan menyebarkan ke deluruh bagian yang membutuhkan.
          8. Pada tumbuhan dikotil Bentuk tulang daunna adalah menyirip, sebagai contoh dapat dilihat pada tanaman mangga, jambu, rambutan, dan sebagainya. tulang daun yang menjari pada tumbuhan dikotil, contohnya dapat dilihat pada tanaman pepaya dan ketela pohon.
          9. Pada biji tumbuhan dikotil, terdapat 2 buah kotiledon yang dapat di belah menjadi dua, selain itu pada biji tumbuhan dikotil juga terdapat struktur biji antara lain terdapat Plumula, Hipokotil, Radikula, Kotiledon dan Embrio. Bagian-bagian biji tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk pertumbuhan tanaman.        
          10. Kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama. Pada perkecambahan tanaman dikotil, kotiledon akan ikut naik ke atas tanah mengikuti pertumbuhan tanaman, dan kemudia akan terlepas dengan sendirinya.
5.2 Saran
       Sebelum praktikan masuk laboratorium asisten telah menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan pada praktikum.  Kalau bisa alat-alat praktikumnya lebih di perbanyak agar praktikan lebih menghemat waktu dalam melaksanakn praktek.
       Waktu untuk menjawab kuis dan menggambar pengamatan yang sedang di amati di tambah.  Setiap praktikan wajib membawa seluruh perlengkapan yang dibutuhkan dalam praktikum. Semoga di tahun akan datang praktikumnya bisa jadi lebih baik lagi.